RUANG RASIO: Students Exchange Program

Jakarta - Kamis, 2 September 2021 salah satu UKM FISIPOL UKI yakni Thinkers Club yang berbasis kepada riset dan kajian, kembali mengadakan kegiatan diskusi rutin UKM yaitu Ruang Rasio. Mereka kembali lagi dengan mengangkat tema mengenai “Students Exchange Program”. Diskusi ini telah dilakukan secara online melalui aplikasi Teams pukul 14.00 - 16.00 WIB. Diskusi dimoderatori oleh Sandra Elsa. W selaku ketua UKM Fisipol Thinkers Club dan diikuti oleh seluruh anggota aktif UKM, dengan presentasi yang diberikan oleh Benedicta Stella Fortunae, S.S., Head of International Mobility and Hospitality Department, International Office, Universitas Kristen Indonesia

Pada era globalisasi ini, paparan terhadap berbagai latar belakang yang berbeda adalah salah satu hal yang penting dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, UKI membentuk badan pengurusan internasional pada tahun 2018, yaitu International Office atau dikenal juga dengan Kantor Urusan Internasional (KUI). KUI berwenang mengurus setiap kegiatan yang berhubungan dengan pihak luar negeri, baik itu mengenai mahasiswa/i dari luar negeri yang akan ke UKI (inbound students) maupun mahasiswa/i UKI yang akan ke luar negeri (outbound students).

Dalam presentasinya, Kak Bene memaparkan beberapa program pertukaran pelajar yang dapat diikuti di UKI. Program-program tersebut adalah :

  • SEA Teacher dan SEA Tvet yang diselenggarakan setiap tahunnya oleh South East Asean Ministers of Education Organization (SEAMEO).
  • International Credit Transfer. Program ini adalah program tahunan yang berbentuk grant, dimana universitas asal akan mengajukan nama-nama kandidat ke KEMENDIKBUD. Saat ini, UKI menjalin kerja sama ICT dengan Ateneo de Manila University, Filipina.
  • Asia University Virtual Exchange yang baru saja dibuka bulan Agustus 2021 ini. Program pertukaran pelajar ini akan dijalankan secara online. 
  • Online Learning Exchange Program Ateneo de Manila University. Saat ini program ini masih dalam tahap pengembangan dan akan diluncurkan tahun depan. 
  • Indonesian International Student Mobility (IISMA) yang merupakan bagian dari program Kampus Merdeka yang diluncurkan oleh KEMENDIKBUD. IISMA memberikan kesempatan bagi mahasiswa/i Perguruan Tinggi Indonesia untuk dapat berkuliah selama satu semester di universitas top 100 dunia

Kak Bene juga menjelaskan bahwa persyaratan dan proses seleksi setiap program pertukaran pelajar itu berbeda-beda. Namun secara umum, yang diperlukan adalah sertifikat TOEFL/TOEIC/IELTS minimal di atas 500, dan meskipun sudah memiliki TOEIC tapi tetap disarankan untuk memiliki TOEFL sebagai sertifikat yang lebih banyak diterima. Kemudian mahasiswa/i juga harus memiliki IPK di atas 3.00, motivation letter yang menjelaskan alasan mengikuti program tersebut, dan pastinya harus memiliki passport. 

Lalu mengapa seorang mahasiswa/i harus mencoba kesempatan berkuliah ke luar negeri? Dari sesi tanya jawab dalam diskusi ini, dinyatakan bahwa kesempatan pertukaran pelajar akan membantu dalam pengembangan soft skill seseorang. Kesempatan untuk tinggal dan belajar di negara yang berbeda dengan negara asal akan memperkaya wawasan dan pengalaman, selain juga memperbanyak koneksi pertemanan. Semua ini adalah hal-hal yang akan terus bermanfaat bahkan sampai nanti memasuki dunia pekerjaan. Oleh karena itu, kesempatan mengikuti pertukaran pelajar hendaknya tidak disia-siakan.

Bisa disimpulkan ya sobat Fisipol, kalau program student exchange sangat layak diikuti, apalagi kalau kalian berminat belajar di luar negeri! 

Share this Post

DAFTAR BROSUR BEASISWA ID | EN