WEBINAR “Literasi Bahaya Plastik Sekali Pakai dan Peran Kaum Muda dalam Mendukung Laut Sehat di Indonesia”

Jakarta- 15 Januari 2021 Mahasiswa/i kelas Teori Hubungan Internasional angkatan 2019 telah selenggarakan  kegiatan webinar dengan mengangkat tema “Literasi Bahaya Plastik Sekali Pakai dan Peran Kaum Muda dalam Mendukung Laut Sehat di Indonesia”. Kegiatan webinar ini turut menghadirkan tiga pembicara, yaitu Muh. Putra Ardiansyah selaku Founder dari Komunitas Laut Biru, Dinni Septianingrum selaku Co-Founder dari Sea Soldier Foundation dan Theresia Kurniaty selaku dosen program studi Hubungan Internasional Universitas Pelita Harapan serta dihadiri secara langsung oleh Wakil Dekan Fisipol UKI yaitu Dr. Verdinand Robertua, M.Soc. Sc  dan Riskey Oktavian, S.IP., M.A selaku Dosen Hubungan Internasional Fisipol UKI.  Kegiatan tersebut dipandu oleh Jennifer Rache (MC) serta dimoderatori oleh Briyllianna Hasianski. Kegiatan webinar berlangsung secara online melalui aplikasi Zoom, sebagaimana hal ini merupakan salah satu  upaya yang dilakukan oleh Fisipol UKI dalam mendukung pemerintah mencegah persebaran virus Corona. 

Acara ini memberikan banyak feedbacks kepada para peserta untuk kedepannya lebih menyadari akan bahaya plastik sekali pakai bagi ekosistem laut dan memberikan wawasan kepada peserta yang hadir untuk mengetahui lebih dalam tentang sampah-sampah yang ada di laut dan bahayanya bagi ekosistem laut serta  memberikan penjelasan hubungan antara isu bahaya plastik sekali pakai bagi ekosistem laut dengan hubungan Internasional. Selain itu,  Kegiatan ini juga mengajak kaum muda untuk lebih aktif  lagi dalam mendukung laut sehat di Indonesia. 

Putra Ardiansyah sebagai pembicara pertama menyampaikan materi tentang darimana asal sampah-sampah yang ada di laut itu datang. Ia mengatakan bahwa ternyata semua sampah yang berada di laut itu berasal dari rumah kita sendiri yang kita buang dari kanal kecil hingga kanal yang besar dan kemudian berakhir di laut. Kemudian ia juga menjelaskan tentang dampak dari plastik sekali pakai terhadap laut dan pesisir laut, yang salah satunya menyebabkan matinya hewan-hewan laut yang mengira bahwa sampah plastik adalah makanan mereka. Di akhir pemaparanya  Putra Ardiansyah mengajak kaum milenial untuk lebih berkontribusi dalam mengurangi dampak plastik sekali pakai, salah satunya dengan cara membawa tas belanja sendiri jika hendak berbelanja.

Dinni Septianingrum, sebagai pembicara kedua menyampaikan materi tentang kontribusi anak muda untuk tetap menjaga lingkungan khususnya menjaga laut kita Indonesia, salah satunya yaitu harus dimulai dari diri sendiri. Di samping itu, ia juga menyebutkan dan menjelaskan sejumlah masalah lingkungan terbesar di Indonesia, yaitu: masalah sampah, global warming, polusi, penebangan hutan, konstaminasi tanah, banjir, ekosistem laut yang rusak, polusi sungai, abrasi, dan kesusahan air bersih. Akhir pemeparan materi Dinni mengajak  para peserta untuk  memiliki sikap yang konsisten dalam menjaga lingkungan, karena dari sikap yang konsisten itu akan tumbuh suatu kebiasaan dan kemudian menimbulkan integritas. Selain itu, ia sangat berharap untuk peserta agar lebih banyak membeli produk-produk yang ramah lingkungan sehingga lingkungan tetap terjaga dan semakin membaik kedepannya.

Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan ketiga oleh Theresia Kurniaty. Dalam pemaparannya  ia menyampaikan materi tentang relevansi antara hubungan Internasional dan lingkungan hidup.  Theresia mengatakan bahwa isu lingkungan ini menjadi isu global. Maka dari itu, hubungan Internasional hadir untuk menawarkan solusi untuk suatu negara untuk dapat memberantas isu lingkungannya. Theresia Kurniaty juga memaparkan tentang dua teori hubungan Internasional yang berkaitan dengan lingkungan, yaitu teori Environtmentalism dan Green Theory. Kedua teori ini hadir untuk mengatasi masalah lingkungan karena menurut kedua teori ini, kita sebagai manusia merupakan bagian dari alam dan kita tidak bisa hidup dengan baik jika lingkungan kita rusak atau buruk. Di pemaparan terakhir, Theresia mengatakan bahwa diperlukannya suatu keharusan dimana pemerintah, NGO (Non-Governmental Organization) dan masyarakat untuk saling bahu- membahu dalam memberantas permasalahan sampah laut ini. 

Share this Post

DAFTAR BROSUR BEASISWA ID | EN